chingu,,, yuk simak lirik lagu berikut :
dengerin pula lagunya :
Hadapi Dengan Senyum
liriknya nyambung nih sama bahasan kita : Laa Tahzan. jangan bersedih!! Memang tidak mudah hadapi hidup ini ya? Sebagai khalifah di muka bumi, kita wajib hukumnya untuk mengemban tugas spesial dari Allah. :)
Nah, apabila bersedih pasti semangat turuun,putus asa, and pokonya ngerembet ke segala-galanya deh! tul gk? Ada salah satu obatnya nich, yakni baca Laa Tahzan. banyak ko yang mengupas tentang Laa Tahzan.
nih ama kasih link y. klick di sini
nah, ada juga e-book y yang terkenal, karya Aidh bin Abdullah Al-Qarni (english ver.) disini
ama kutip juga kata-kata Laa Tahzan dari salah satu web ini :
intinya kita jangan pernah bersedih chingu, kita harus smangat dan menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan. :)
"kebahagaian itu begitu dekat bagi orang-orang yang bersyukur."
Hadapi Dengan Senyum - Dewa
Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik-baik saja
Bila ketetapan Tuhan
Sudah ditetapkan, tetaplah sudah
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah
Sudah ditetapkan, tetaplah sudah
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah
Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang
dengerin pula lagunya :
Hadapi Dengan Senyum
liriknya nyambung nih sama bahasan kita : Laa Tahzan. jangan bersedih!! Memang tidak mudah hadapi hidup ini ya? Sebagai khalifah di muka bumi, kita wajib hukumnya untuk mengemban tugas spesial dari Allah. :)
Nah, apabila bersedih pasti semangat turuun,putus asa, and pokonya ngerembet ke segala-galanya deh! tul gk? Ada salah satu obatnya nich, yakni baca Laa Tahzan. banyak ko yang mengupas tentang Laa Tahzan.
nih ama kasih link y. klick di sini
nah, ada juga e-book y yang terkenal, karya Aidh bin Abdullah Al-Qarni (english ver.) disini
ama kutip juga kata-kata Laa Tahzan dari salah satu web ini :
Laa Tahzan!!
Mengingat dan mengenang
masa
lalu, kemudian bersedih atas
nestapa dan kegagalan di dalamnya
merupakan tindakan bodoh dan
gila. Itu, sama artinya dengan
membunuh semangat,
memupuskan tekad, dan mengubur
masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berfikir, berkas-
berkas masa lalu akan dilipat dan tak
pernah dilihat kembali. Cukup
ditutup rapat-rapat, lalu disimpan
dalam ‘ruang’ penglupaan, diikat
dengan tali yang kuat dalam
‘penjara’ pengacuhan selamanya.
Atau, anda diletakkan di dalam
ruang gelap yang tak tertembus
cahaya. Yang demikian, kerana
masa lalu telah berlalu habis.
Kesedihan tak akan mampu
mengembalikannya lagi, keresahan
tak akan sanggup memperbaikinya
kembali, kegundahan tidak akan
mampu merubahnya menjadi
terang, dan kegalauan tidak akan
dapat menghidupkannya kembali,
kerana ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi
buruk masa lalu, atau di bawah
payung gelap masa silam.
Selamatkan diri anda dari bayangan
masa lalu! Apakah anda ingin
mengembalikan air sungai ke hulu,
matahari ke tempatnya terbit, dan
air mata ke dalam kelopak mata?
Ingatlah, keterikatan anda dengan
masa lalu, keresahan anda atas apa
yang telah terjadi padanya,
keterbakaran emosi jiwa anda oleh
api panasnya, dan kedekatan jiwa
anda pada pintunya, adalah kondisi
yang sangat naif, ironis,
memprihatinkan, dan sekaligus
menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa
lalu hanya akan memupuskan masa
depan, mengendurkan semangat,
dan menyia-nyiakan waktu yang
sangat berharga. Dalam Al-Qur’an,
setiap kali usai menerangkan kondisi
suatu kaum dan apa saja yang telah
mereka lakukan, Allah selalu
mengatakan, “Itu adalah umat yang
lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara
habis, maka selesai pula urusannya.
Dan tak ada gunanya mengurai
kembali bangkai zaman dan
memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke
masa lalu, adalah tak ubahnya
orang yang menumbuk tepung,
atau orang yang menggergaji
serbuk kayu.
Syahdan, nenek moyang kita
dahulu selalu mengingatkan orang
yang meratapi masa lalunya
demikian: “Janganlah engkau
mengeluarkan mayat-mayat itu dari
kuburnya. ” Dan konon, kata orang
yang mengerti bahasa binatang,
sekawanan binatang sering
bertanya kepada seekor keledai
begini, “Mengapa engkau tidak
menarik gerobak?”
“Aku benci khayalan,” jawab keledai.
Adalah bencana besar, manakala
kita rela mengabaikan masa depan
dan justru hanya disibukkan oleh
masa lalu. Itu, sama halnya dengan
kita mengabaikan istana-istana yang
indah dengan sibuk meratapi puing-
puing yang telah lapuk. Padahal,
betapapun seluruh manusia dan jin
bersatu untuk mengembalikan
semua hal yang telah berlalu,
niscaya mereka tidak akan pernah
mampu. Sebab, yang demikian itu
sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran jernih tidak
akan pernah melihat dan sedikitpun
menoleh kebelakang. Pasalnya,
angin akan selalu berhembus ke
depan, air akan mengalir ke depan,
setiap kafilah akan berjalan ke
depan, dan segala sesuatu bergerak
maju ke depan. Maka itu, janganlah
pernah melawan sunah kehidupan!
lalu, kemudian bersedih atas
nestapa dan kegagalan di dalamnya
merupakan tindakan bodoh dan
gila. Itu, sama artinya dengan
membunuh semangat,
memupuskan tekad, dan mengubur
masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berfikir, berkas-
berkas masa lalu akan dilipat dan tak
pernah dilihat kembali. Cukup
ditutup rapat-rapat, lalu disimpan
dalam ‘ruang’ penglupaan, diikat
dengan tali yang kuat dalam
‘penjara’ pengacuhan selamanya.
Atau, anda diletakkan di dalam
ruang gelap yang tak tertembus
cahaya. Yang demikian, kerana
masa lalu telah berlalu habis.
Kesedihan tak akan mampu
mengembalikannya lagi, keresahan
tak akan sanggup memperbaikinya
kembali, kegundahan tidak akan
mampu merubahnya menjadi
terang, dan kegalauan tidak akan
dapat menghidupkannya kembali,
kerana ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi
buruk masa lalu, atau di bawah
payung gelap masa silam.
Selamatkan diri anda dari bayangan
masa lalu! Apakah anda ingin
mengembalikan air sungai ke hulu,
matahari ke tempatnya terbit, dan
air mata ke dalam kelopak mata?
Ingatlah, keterikatan anda dengan
masa lalu, keresahan anda atas apa
yang telah terjadi padanya,
keterbakaran emosi jiwa anda oleh
api panasnya, dan kedekatan jiwa
anda pada pintunya, adalah kondisi
yang sangat naif, ironis,
memprihatinkan, dan sekaligus
menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa
lalu hanya akan memupuskan masa
depan, mengendurkan semangat,
dan menyia-nyiakan waktu yang
sangat berharga. Dalam Al-Qur’an,
setiap kali usai menerangkan kondisi
suatu kaum dan apa saja yang telah
mereka lakukan, Allah selalu
mengatakan, “Itu adalah umat yang
lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara
habis, maka selesai pula urusannya.
Dan tak ada gunanya mengurai
kembali bangkai zaman dan
memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke
masa lalu, adalah tak ubahnya
orang yang menumbuk tepung,
atau orang yang menggergaji
serbuk kayu.
Syahdan, nenek moyang kita
dahulu selalu mengingatkan orang
yang meratapi masa lalunya
demikian: “Janganlah engkau
mengeluarkan mayat-mayat itu dari
kuburnya. ” Dan konon, kata orang
yang mengerti bahasa binatang,
sekawanan binatang sering
bertanya kepada seekor keledai
begini, “Mengapa engkau tidak
menarik gerobak?”
“Aku benci khayalan,” jawab keledai.
Adalah bencana besar, manakala
kita rela mengabaikan masa depan
dan justru hanya disibukkan oleh
masa lalu. Itu, sama halnya dengan
kita mengabaikan istana-istana yang
indah dengan sibuk meratapi puing-
puing yang telah lapuk. Padahal,
betapapun seluruh manusia dan jin
bersatu untuk mengembalikan
semua hal yang telah berlalu,
niscaya mereka tidak akan pernah
mampu. Sebab, yang demikian itu
sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran jernih tidak
akan pernah melihat dan sedikitpun
menoleh kebelakang. Pasalnya,
angin akan selalu berhembus ke
depan, air akan mengalir ke depan,
setiap kafilah akan berjalan ke
depan, dan segala sesuatu bergerak
maju ke depan. Maka itu, janganlah
pernah melawan sunah kehidupan!
intinya kita jangan pernah bersedih chingu, kita harus smangat dan menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan. :)
"kebahagaian itu begitu dekat bagi orang-orang yang bersyukur."